Perdebatan hangat soal Isak vs Haaland kembali mencuri perhatian penggemar sepak bola Inggris. Kepindahan Alexander Isak ke Liverpool senilai £125 juta membuat penggemar terus membandingkan dia dengan Erling Haaland, mesin gol Manchester City. Namun, legenda Arsenal, Thierry Henry, menyatakan perbandingan itu salah arah dan mengganggunya.
Menurut Henry, publik sering salah menilai karena mereka membandingkan dua pemain yang memiliki gaya bermain sangat berbeda. “Kamu tidak bisa menyamakan striker murni dengan pemain yang fleksibel bergerak ke mana-mana,” tegas Henry.
Mengapa Henry Terganggu dengan Perdebatan Isak vs Haaland
Perdebatan ini muncul dalam program CBS Sports Golazo. Micah Richards menilai Isak sebagai salah satu striker terbaik di Premier League, sementara Haaland dianggap fenomenal. Jamie Carragher kemudian menantang Henry untuk memilih siapa yang lebih baik.
Henry memilih menahan diri dan menekankan bahwa kedua pemain memiliki karakter yang berbeda. Ia merasa publik kerap terjebak pada perbandingan yang tidak seimbang dan sering mengabaikan konteks gaya bermain masing-masing pemain.
Dua Tipe Pemain, Dua Keunggulan
Henry menjelaskan, Haaland adalah predator sejati di kotak penalti yang selalu siap mencetak gol. Sebaliknya, Isak lebih fleksibel dan mampu beroperasi di berbagai posisi lini serang, sambil membantu alur permainan tim.
Henry menambahkan, “Kalau mereka bermain bersama dalam formasi 4-4-2, keahlian mereka akan saling melengkapi dan membuat lini serang lebih efektif.”
Rekam Jejak dan Ekspektasi
Alexander Isak mencetak 62 gol dari 109 laga untuk Newcastle United sebelum hijrah ke Liverpool. Transfer mahal ini menimbulkan ekspektasi tinggi bahwa dia bisa menjadi bintang baru di lini serang The Reds.
Haaland, di sisi lain, sudah menjadi fenomena sejak bergabung dengan Manchester City. Ia mengoleksi 130 gol dalam 151 pertandingan dan menjadi striker paling ditakuti di Premier League karena ketajamannya di depan gawang.
Kesimpulan
Menurut Thierry Henry, membandingkan Isak vs Haaland tidak relevan karena mereka memiliki tipe permainan berbeda. Alih-alih saling dibandingkan, Henry menilai lebih menarik membayangkan kedua pemain ini bermain berdampingan, saling melengkapi di lini serang.